<< 1 | 2 | 3 >>

Translate

Minggu, 27 Mei 2012

Gambaran Tapanuli Tengah


Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil. Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 6.194,98 km² meliputi darat dan laut dengan hamparan gunung, pantai dan laut (gupala).
Letak wilayah yang strategis, keanekaragaman potensi sumber daya alam yang besar dan harmonisnya multietnik masyarakat menyebabkan Tapanuli Tengah sebagai permata tersembunyi yang akan berkilau dan sangat berharga dengan sentuhan percepatan pembangunan dan peningkatan investasi.
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak pada 1°11’00” – 2°22’0” LU dan 98°07’ – 98°12’ BT, Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 km² yang terdiri atas darat 2.194,98 km² dan laut 4.000 km². Wilayah Tapanuli Tengah berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Singkil (Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam), disebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat, disebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, serta disebelah Barat dengan Kota Sibolga dan Samudera Indonesia.
TOPOGRAFI
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit – bukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.
KLIMATOLOGI
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari – Desember 2006, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,53ºC dan suhu minimum mencapai 21,72ºC. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2005 adalah 26,09ºC. Musim kemarau biasanya terjadi bulan Juni sampai bulan September, musim penghujan biasanya terjadi bulan Nopember sampai Maret, diantara kedua musim tersebut diselingi oleh musim pancaroba.
Pada tahun 2006, curah hujan rata-rata 4.925,9 mm, hari hujan 226,0 hari, kecepatan angin rata-rata 6,7 knot dan penguapan rata-rata 4,6 mm. Kelembaban udara rata-rata 84,58%.
HIDROLOGI
Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan air minum, irigasi, transportasi, dan untuk kepentingan lainnya. Wilayah Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh empat Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Batang Toru, DAS Tapus, DAS Aek Sibundong, dan DAS Sirahar. Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara ke Pantai Barat Sumatera Utara. Secara umum sungai beraliran pendek, terjal dan sempit. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas dan untuk air minum maupun irigasi.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terbentuk pada tanggal 24 Agustus 1945. Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah PANDAN. Pada bulan Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 19 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa, yaitu meliputi Kecamatan Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong, Sorkam Barat, Sorkam, Pasaribu Tobing, Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan, Tukka, Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun, dan Suka Bangun.
Pada bulan Desember 2007 jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah bertambah satu lagi yaitu Kecamatan Sarudik sehingga jumlah kecamatan seluruhnya 20 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pemekaran kecamatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mempercepat proses pembangunan daerah, meningkatkan kapasitas dan kualitas pemerintah kecamatan dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan umum dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Adapun jumlah legislatif yaitu Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini berjumlah 29 orang.
DEMOGRAFI
Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.
Pada tahun 2005, lapangan usaha yang paling banyak mengalami peningkatan menyerap tenaga kerja di perusahaan swasta adalah sub sektor industri pengolahan.
Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang, Jawa – Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat. Persoalan mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah lain di Kawasan Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah : KEMISKINAN dan PENGANGGURAN
Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan tersebut adalah Topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan), keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan pengelolaan sumberdaya alam, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan akses informasi dan keterbatasan arus modal.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi baik investasi pemerintah maupun swasta untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan konsep pembangunan TAPANULI GROWTH.
Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun 2001 hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil nyata dengan peningkatan serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur yang akan mendorong peningkatan tersebut.
Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.
Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap dan perkebunan.
Sejarah
wisata8
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah antara lain di Tapanuli Tengah tetap dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 24 Agustus 1945 Residen Tapanuli, saat itu menghunjuk Z.A. Glr Sutan Komala Pontas Pemimpin Distrik Sibolga selanjutnya sebagai Demang dan menjadi penanggung jawab pelaksana roda pemerintahan di Tapanuli Tengah. Pada saat itu Dr. Ferdinand Lumbantobing eks Wakil Residen Tapanuli menjadi Residen Tapanuli berkedudukan di Tarutung. Pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Mr. T. Mohd. Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah Otonom setingkat di wilayahnya pada pemerintahan daerah kepada masing-masing Residen.
Gubernur Tapanuli Sumatera Timur dengan Keputusan Nomor 1 Tahun 1946 mengangkat dan mengukuhkan Z.A. Glr Sutan Komala Pontas sebagai Bupati/Kepala Luhak Tapanuli Tengah. Sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Timur tanggal 17 Mei 1946 Kota Sibolga dijadikan sebagai Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang Walikota dan pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga (Tapanuli Tengah) yaitu Z.A. Glr Sutan Komala Pontas. Luas wilayah Kota Administratif Sibolga ditetapkan dengan Ketetapan Residen Tapanuli Nomor 999 Tahun 1946.
Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk Kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling pada masa Pemerintahan Belanda. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945.
Dalam perjalanan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah telah silih berganti Kepala Daerah mulai dari Z.A. Glr Sutan Komala Pontas (1945 – 1946), Prof. Mr. M. Hazairin (1946 – 1946), A. M. Djalaluddin (1946 – 1947), Mangaraja Sori Muda (1947 – 1952), Ibnu Sa’adan (1952 – 1954), Raja Djundjungan (1954 – 1958), Matseh Glr. Kasayangan (1958 – 1959), M. Samin Pakpahan (1959 – 1965), S.S. Paruhum Stn. Singengu (1965 – 1967), Ridwan Hutagalung (1967 – 1975), Bangun Siregar (1975 – 1980), Lundu panjaitan, SH (1980 – 1985), H. Abd. Wahab Dalimunthe, SH (1985 – 1990), Drs. Amrun Daulay (1990 – 1995), Drs. Panusunan Pasaribu (1995 – 2001), Drs. Tuani Lumbantobing (2001 – 2006), Drs. Rudolf Pardede, Drs. Tuani Lumbantobing (2006 - 2011) Effendi Pohan, Raja Bonaran Situmeang SH.MHum (2011 - Sekarang) Syukran Jamilan Tanjung SE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar